Seorang anak menjadi pembicaraan di komplek lingkunganku, sudah 3 hari ini ia mondar-mandir keliling komplek untuk menggoda anak-anak sebayanya,menggoda anak2 remaja di atasnya bahkan orang tua juga.
hal ini bagi orang2 komplek sungguh menyebalkan,anak itu menggoda dengan berjalan kesana kemari sambil tangan kanan nya memegang roti isi daging yg tampak coklat menyala dan tangan kirinya memegang es kelapa,lengkap dengan tetesan air dan butiran2 es yg melekat di plastik tersebut.
pemandangan ini menjadi hal biasa bila bagi orang2 komplek jika melihat bukan pada bulan puasa. tapi ini justru terjadi di tengah hari pada bulan puasa!!!
bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus. es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yg melihatnya.
Pemandangan ini semakin bertambah tidak biasa,karena kebetulan selama 3 hari ini semenjak anak itu ada,matahari di komplek itu semakin lebih terik dari biasanya.aku mendapat laporan dari orang2 sekitar mengenai anak itu. mereka tidak berani melarang anak kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakan bagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging tersebut.
Pernah ada yg melarangnya tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. setiap dilarang,anak itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan. membuat mundur semua orang yang melarangnya.
aku memutuskan untuk menunggu kehadiran anak itu. kata orang komplek belakangan ini ,setiap ba'da dzuhur, anak itu akan muncul secara misterius.anak itu akan muncul dengan pakaian yang lusuh yang sama dengan hari2 kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama.
Tidak lama aku menunggu, anak itu datang lagi. benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu. tingkah anak itu jelas membuat orang lain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga. akupun lalu menegurnya... cuma ya itu tadi, bukannya takut..anak itu malah mendelik hebat dan melotot,seakan-akan matanya akan keluar. "bismillahirohmanirrohiim..." dengan kembali mencengkeram lengan anak itu, aku kuatkan mental ku dan aku berfikir, kalau memang anak ini anak jadi-jadian, aku akan korek keterangan apa maksud anak ini. dan kalo memang anak itu "anak beneran" pun, aku juga akan cari keterangan siapa dan dari mana sesungguhnya anak ini.
mendengar ucapan bismilah itu, anak tadi mendadak menuruti tarikan tangan ku. akupun menyentak tangannya,menyeret dengan halus anak itu, dan membawanya ke rumah. gerakan ku diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang2 yang melihatnya.
" Ada apa teteh melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? bukanya ini kepunyaan saya?" tanya anak itu sesampai di rumahku. Seakan-akan tahu bahwa aku akan bertanya tentang kelakuannya. matanya masih lekat menatap tajam padaku.
"Maaf ya, itu karena kamu melakukannya di bulan puasa...." jawab ku dengan halus " apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? kamu bukanya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu...."
Sebetulnya aku masih ingin mengeluarkan uneg-uneg lainya, mengomeli anak itu. tapi mendadak anak itu berdiri sebelum aku selesai berbicara, ia menatap aku lebih tajam lagi dan berkata" Itu kan yang kalian lakukan pada kami semua! bukankah kalian lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?!
Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup di bawah garis kemiskinan pada 11 bulan diluar bulan puasa?
Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami?
Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis?
Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..
Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus?
Ketika bedug maghrib berlalu,ketika adzan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian..?!
Anak itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada aku untuk menyela. tiba2 suara anak itu berubah, kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih dan mengiba.
"Ketahuilah teh...,kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senatiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa,lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. sementara teteh hanya berpuasa sepanjang siang saja. dan ketahuilah juga, justru teteh dan orang2 di sekeliling tetehlah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul fitri?'
Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan Idul fitri?
Teteh, 11 bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula.
Teh..kalianlah yang menggoda kami, 12 bulan tanpa terkecuali termasuk bulan Ramadhan ini.
Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang2 kecil seperti kami..!
Teteh...sadarkah akan ketidak abadian harta? lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebihan?
Teh...sadarkah apa yang terjadi bila teteh dan orang2 di sekeliling teteh tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya di ingat?
Bahkan berlebihannya teteh dan orang2 di sekeliling teteh bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga DOSA dan MAKSIAT..
Tahukah teteh akan adanya adzab Tuhan yang akan menimpa?
Teteh jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi
Aku rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjuk hidungku ketika aku keliru.....
Teteh...jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan setahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan menyatu dengan bumi kelak..."
Wuaahh.... entah apa yang ada di kepala dan hati ku. Kalimat demi kalimat meluncur dari mulut anak kecil tadi tanpa bisa dihentikan. dan hebatnya, semua yg di sampaikan oleh anak tersebut adalah benar adanya!
Hal ini menambah keyakinan ku bahwa anak ini bukanlah anak sembarangan.
Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, anak itu pergi begitu saja meninggalkan aku yang dibuat terbengong-bengong. di kejauhan, aku melihat anak itu menghilang bak di telan bumi.
Begitu sadar,aku mengejar keluar rumah hingga ketepian jalan raya komplek. aku edarkan pandangan ke seluruh sudut yg bisa di lihat,tapi aku tidak menemukan anak itu. ditengah deru nafas yg memburu.aku tanya semua orang di ujung jalan. tapi semuanya menggeleng kepala bingung.bahkan orang2 yang menunggu penasaran di depan rumah pun mengaku tidak melihat anak itu keluar dari rumah ku!! anak itu benar-benar MISTERIUS.
Dan sekarang ia malah menghilang! aku tidak mau main2. segera putar balik kursi rodaku ke rumah,lalu aku berwudhu dan shalat, sujud dan bersyukur.
Meski peristiwa tadi IRASIONAL, tidak masuk akal, tapi aku mau meyakini bagian yang masuk akal saja, bahwa memang betul adanya apa yang dikatakan anak misterius tadi.
Anak tadi memberikan pelajaran berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat. yaitu mereka yang tidak berpakaian,mereka yang kelaparan,dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak.
Anak tadi juga memberikan aku pelajaran bahwa seharusnya mereka yang berada di atas, yang sedang mendapat karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.
marilah kita berfikir tentang dampak sosial yang terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar.
Aku berterima kasih kepada Allah yang telah memberikan hikmah yang luar biasa dan aku tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya.
Yang ada dipikiran ku sekarang, entah mau dipercaya orang atau tidak, aku akan mengabarkan kejadian yang di alami bersama anak itu sekaligus menjelaskan hikmah kehadiran anak tadi kepada orang2 yang di kenal. kepada sebanyak-banyaknya orang.
kejadian anak tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendaki bercahayanya hati.
Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir, sejak itu aku tidak pernah lagi melihatnya, selama-lamanya.
Aku rindu kalimat-kalimat pedas dan tudingan-tudingan yang memang betul adanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar